Home » » Tips dan Trik Mengolah Jeroan Yang Baik dan Benar Agar Layak Dikonsumsi

Tips dan Trik Mengolah Jeroan Yang Baik dan Benar Agar Layak Dikonsumsi

Siapa yang tidak tau jeroan? Jeroan merupakan bagian organ dalam hewan atau binatang yang sudah disembelih. Untuk sebagian orang jeroan merupakan musuh besar karena dianggap penyumbang kolesterol tinggi. Memang dalam jeroan yang kita konsumsi banyak mengandung protein, vitamin dan mineral yang diperlukan oleh tubuh. Namun dalam mengkonsumsi nya harus bijak. Setiap orang memiliki penilaian masing-masing terhadap makanan jenis jeroan ini seperti misalnya orang dapat dengan lahap nya menikmati soto babat, sate ampela hati, paru goreng dan banyak yang lain, karena tetapi sebagian orang sangat antipati dengan makanan jenis itu karena anggapan bahwa jeroan merupakan sumber utama dari penyakit-penyakit mengerikan seperti stroke, jantung koroner, asam urat dan sebagainya. Nah untuk itu anda wajib baca tips dan trik berikut ini dalam mengkonsumsi jeroan agar anda tetap sehat dan tidak menjadi sumber penyakit, yuk kita mulai saja.

  1. Hal yang sangat penting untuk diperhatikan adalah "Hati". Hati bagi mahluk hidup merupakan organ utama termasuk dalam tubuh hewan. Nah di dalam hati hewan perlu perhatian yang lebih dibanding dengan organ jeroan yang lain, mengapa demikian? Karena hati memiliki senyawa beracun lebih banyak dibandingkan dengan bagian jeroan yang lain, hal ini disebabkan karena hati merupakan tempat dimana racun dinetralisir sehubungan dengan sistem pencernaan. Untuk mengkonsumsi hati hal yang perlu dilakukan adalah pertama, cucilah hati berkali-kali hingga benar-benar bersih. Kedua, setelah dicuci bersih rebus lah hati hingga matang, baru kemudian yang ketiga diolah menjadi bahan makanan. Hal ini sangat penting untuk setidaknya mengurangi bahaya yang muncul apabila salah dalam mengolah hati. Ciri-ciri yang pasti untuk hati adalah warna merah kecoklatan, lembut dan sangat mudah hancur, namun apabila hati tersebut direbus akan mengeras.
  2. Untuk jeroan yang lain adalah ginjal, meskipun tidak seperti hati namun juga perlu untuk diperhatikan sebelum dikonsumsi, yang pasti adalah dicuci hingga benar-benar bersih baru diolah. Beberapa jeroan juga memiliki ciri-ciri khusus yang baik untuk dikonsumsi biasanya dari warna nya . Umumnya ginjal berwarna merah tua, selain itu ciri khas yang lain untuk hewan yang masih muda biasanya sangat lembut dan beraroma khas. hal ini berbeda dengan hewan yang sudah tua biasanya bertekstur lebih keras, rasanya pahit dan bau amis yang menyengat.
  3. Selanjutnya adalah babat, babat yang masih segar biasanya berwarna putih kelabu atau berwarna krem kehijauan. Hati-hati jika anda melihat babat yang dijual di pasaran biasanya berwarna putih bersih, bisa jadi sudah dilakukan proses pemutihan dengan bahan kimia, hal ini jika tidak diperhatikan akan menyebabkan hal yang buruk bagi kesehatan.
  4. Lidah merupakan bahan utama untuk sup, yang perlu diperhatikan dari ciri-cirinya adalah warnanya merah jambu atau keabu-abuan dan diselimuti membran muscus tebal dan kasar. Sebaiknya sebelum diolah hilangkan dulu membran kasarnya dengan dikuliti.
  5. Usus, usus pada umumnya berwarna kecoklatan untuk sapi dan kuning kecoklatan untuk ayam. Usus merupakan bagian organ yang sangat mudah rusak dan terkontaminasi kuman penyakit, untuk itu sebaiknya segera dibersihkan dari sisa kotoran yang dan jangan lebih dari empat jam setelah disembelih karena usus sudah tidak layak untuk dikonsumsi.
Tips dan Trik Mengolah Jeroan Yang Baik dan Benar Agar Layak Dikonsumsi


Nah demikian tadi tips dan trik untuk mengolah jeroan yang baik dan benar agar layak untuk dikonsumsi dan tetap sehat. Selamat mencoba dan selalu berkreasi.

Catatan : 
  • Jeroan sangat tidak aman dikonsumsi oleh penderita asam urat karena kandungan purin yang tinggi.
  • Untuk yang berkolesterol tinggi masih bisa mengkonsumsi namun diimbangi dengan sayur dan buah, dan karena secara alami serat dalam sayur dan buah mampu menurunkan kolesterol tubuh.

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.